Lingkar-Tambang - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menginginkan Pemerintah lebih bersikap tegas terhadap perusahaan pertambangan PT Freeport Indonesia dengan menyetop dispensasi ekspor konsentrat perusahaan yang beroperasi di Papua tersebut.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ketua Umum Hipmi, Bahlil Lahadalia di Jakarta.
“Hipmi tetap meminta konsistensi pemerintah agar bersikap tegas kepada Freeport,” ujarnya.
Bahlil menegaskan, perusahaan tersebut kerap menimbulkan masalah seperti dulu pemerintah membolehkan Freeport mengekspor konsentrat dengan syarat perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu memenuhi janjinya membangun smelter di Gresik, Jawa Timur.
Namun hingga kini, tambahnya, dalam pantauan Hipmi, progres atau langkah kemajuan pembangunan smelter Freeport itu hanya mencapai 14 persen. Untuk itu, Bahlil mengingatkan semua perusahaan tambang saat ini mengalami kesulitan likuiditas.
Menurut Bahlil, baik perusahaan tambang nasional maupun domestik, juga mengalami hal yang sama sehingga tidak boleh ada pengecualian.
“Kami ingin semua sama-sama bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. Jangan hanya segelintir pelaku usaha yang bersusah-susah,” pungkasnya.
Sumber :www.energitoday.com
0 komentar:
Posting Komentar